Powered By Blogger

Kamis, 20 Desember 2012

MASALAH SOSIAL BUDAYA HOMOSEKSUAL

MASALAH SOSIAL BUDAYA
HOMOSEKSUAL
latar belakang terjadinya homoseksual
            Homoseksual (liwath) merupakan perbuatan asusila yang sangat terkutuk danmenunjukkan pelakunya seorang yang mengalami penyimpangan psikologis dan tidak normal. Berbicara tentang homoseksual di negara-negara maju, maka kondisinya sudahsangat memprihatinkan. Di negara-negara tersebut kegiatannya sudah dilegalkan. Yanglebih menyedihkan lagi, bahwa 'virus' ini ternyata juga telah mewabah di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
            Psikiater Prof. Dr. Dadang Hawari menyatakan, munculnya penyimpangan seksual ini tidak terjadi secara alamiah begitu saja, tapi ini masalah psikologi (kejiwaan) yang terjadi karena lingkungan yang rusak. Seseorang yang melakukan penyimpangan ini, kemungkinannya ada dua, pertama seseorang mengalami kelainan ini karena trauma masa lalu, misalnya ia pernah jadi korban (maaf) sodomi sehingga ia ingin membalas dendam kepada orang lain atas apa yang terjadi padanya. Makanya seringkali kelainan seksual ini dianggap sebagai ‘penyakit menular’ dimana ketika seseorang menjadi korban biasanya ia berupaya untuk balas dendam dengan melakukan hal yang sama dan seterusnya. Kedua, kelainan seksual terjadi karena kebosanan terhadap lawan jenis atau karena ia hidup secara terus menerus dilingkungan lawan jenisnya.
            Ada fakta yang harus diketahui dan dilihat secara obyektif oleh kalangan homoseksual. Beberapa waktu yang lalu, seorang waria yang pernah menyabet gelar Miss Waria, tersadar dan kembali pada kodratnya menjadi laki-laki. Jika ada kemauan yang kuat pada diri sendiri, maka waria ataupun kalangan homoseksual dapat mengubah perilaku “sakit”nya, ujar mantan waria tersebut.
Jadi jika homoseksual adalah sesuatu yang alami dan diciptakan oleh Tuhan, maka mantan Miss Waria tersebut tentu tak akan dapat kembali menjadi laki-laki normal. Masalahnya adalah kaum homoseks ini mau atau tidak.
            Timbulnya sifat homoseksual pada diri seseorang dapat disebabkan bermacam-macam faktor, seperti kekurangan hormon laki-laki selama masa pertumbuhan, mendapatkan pengalaman homoseksual yang menyenangkan pada masa remaja atau sesudahnya, memandang perilaku heteroseksual sebagai sesuatu yang menakutkan atau tidak menyenangkan, atau karena dibesarkan ditengah-tengah keluarga yang didominasi oleh ibu sedangkan ayah lemah atau bahkan tidak ada (Widayani 2006: 16).
            Secara sederhana homoseksual dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang kuat akan daya tarik erotis seseorang justru terhadap jenis kelamin yang sama.

            Homoseksual dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Dari faktor internal, homoseksual disebabkan karena kelainan pada hormon yang diproduksi oleh tubuh. Sehingga dapat menyebabkan kemunculan ketertarikan seksual terhadap sesama jenis. Selain itu, secara internal homoseksual juga dapat dipengaruhi karena kondisi kejiwaan penderita yang kurang stabil. Hal ini bisa disebabkan karena gejolak batin karena mengalami kegagalan cinta dengan kawan jenis, sehingga ia beralih dan ingin mencoba melakukan hubungan dengan sesama jenis.

            Sedangkan dari faktor eksternal dapat dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan dan hubungan dengan keluarga. Kondisi keluarga yang kurang harmonis dan kurangnya perhatian sosok ayah terhadap anak laki-lakinya dapat membuat melakukan penyimpangan seksual. Asuhan yang salah dan kurangnya nilai religiusitas dapat pula menyebabkan seseorang terlibat dalam kondisi homoseksual. Asuhan yang salah bisa direpresentasikan dalam tipikal orang tua yang kurang seimbang. Misalnya penderita homoseksual sejak kecil kurang mendapat kasih sayang dari seorang ayah dan lebih dominan dengan ibu dari pada ayah.

            Faktor eksternal lain selain pengaruh keadaan dalam keluarga, juga bisa disebabkan karena adanya pengaruh pergaulan. Misalnya seorang anak laki-laki ketika menonton film porno dengan temannya akan mencari alat untuk memuaskan hasrat birahinya. Ketika terhambat oleh keadaan, mereka akan saling memuaskan satu sama lain. Lama-kelamaan hal ini akan menimbulkan ketertarikan dan rasa saling membutuhkan satu sama lain.

1 komentar:

  1. ngga semudah yang anda tulis mbak. apakah anda telah melakukan riset terhadap waria yang dikabarkan kembali menjadi laki2? baik secara psikologis maupun faktor2 lainnya. "penyimpangan psikologis dan tidak normal" homoseksual bukan penyimpangan psikologis dan kurang tepat dikatakan tidak normal. yang tidak normal itu orang gila mbak. dikoreksi kembali deh tulisannya ^^

    BalasHapus