Powered By Blogger

Selasa, 18 Desember 2012

KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTUR


Kelompok sosial
A.    Pengertian Kelompok Sosial
            Kelompok sosial adalah kumpulan orang-orang yang mempunyai hubungan dan saling berinteraksi satu sama lain, memiliki harapan dan tujuan yang sama, serta mempunyai kesadaran diri sebagai anggota kelompok yang diakui pihak luar.
Kriteria himpunan manusia dapat disebut kelompok sosial menurut Soerjono Soekanto :
1. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
2. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
3. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat, misalnya : nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain.
4. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
5. Bersistem dan berproses.

B.     Pengertian Masyarakat Multikultural

1.       Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2.       Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3.       Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4.       Menurut Gillin dan Gillin masyarakat adalah kelompok manusia yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.
            Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
            Menurut Nasikun, masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara struktur, memiliki sub-sub kebudayaan yang bersifat diverse yang ditandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari satu-kesatuan sosial, serta seringnya muncul konflik-konflik sosial.

C.     Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural
            Status social disadari atau tidak, diakui atau tidak, hal tersebut tetap ada dalam masyarakat. Meskipun dikatakan bahwa semua manusia sama, secara implisit, masyarakat telah membuat status atau kelompok sosialnya sendiri, terlebih pada kelompok sosial dalam masyarakat multikultur, status sosial bisa sangat dirasakan keberadaannya. Dalam masyarakat multikultur, terdapat begitu banyak perbedaan, baik perbedaan suku, agama, warna kulit maupun perbedaan pemikiran.
            Semua perbedaan tersebut bercampur menjadi satu kesatuan atau wadah. Dampak yang muncul adalah adanya beberapa pengelompokan yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Meskipun tidak ada peraturan tertulis bahwa masyarakat berkelas tertentu harus bergaul dengan kelas masyarakat yang sama, nyatanya mereka melakukannya sebagian besar.
Secara sederhana, kelompok sosial dalam masyarakat multikultural adalah sebagai berikut:
1.         Kelompok menengah keatas
2.         Kelompok menengah kebawah.
            Kelompok masyarakat menengah keatas adalah kelompok masyarakat dengan status sosial paling tinggi. Sebaliknya, kelompok masyarakat menengah ke bawah adalah kelompok masyarakat dengan status sosial paling rendah.
            Biasanya kelompok masyarakat menengah keatas akan membuat kelompok mereka sendiri, misalnya dalam sebuah acara arisan. Kelompok menengah keatas akan menentukan ‘fee’ yang tinggi untuk sekedar arisan, misalnya 1 juta perminggu. Dari segi gaya hidup, tentu gaya hidup mereka sangat tinggi. Mulai dari makan, pakaian, gadget, barang mewah seperti mobil dan lain-lain mereka miliki karena persyaratan untuk menjadi kelompok masyarakat menengah keatas memang seperti itu. Sementara itu, kelompok masyarakat menengah ke bawah adalah sebaliknya.

D.    Perkembangan Kelompok Sosial dalam masyarakat Multikultural
            Kelompok social bukan merupakan kelompok yang statis. Setiap kelompok social selalu mengalami perkembangan atau perubahan. Kelompok social umumnya mengalami perubahan akibat proses revolusi karena pengaruh dari luar. Keadaan tidak stabil pada kelompok social dapat terjadi sebagai akibat konflik antar kelompok karena kurangnya keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam kelompok tersebut.
            Ada golongan dalam kelompok social yang ingin merebut kekuasaan dengan mengorbankan golongan lain, atau ada kepentingan tidak seimbang, sehingga timbul ketidakadilan atau perbedaan paham atau pandangan tentang cara mencapai tujuan kelompok. Kesemuanya itu mengakibatkan terjadinya perpecahan didalam kelompok social, sehingga timbul perubahan struktur kelompok social. Timbulnya struktur kelompok sosial yang baru, pada akhirnya bertujuan mencapai keadaan yang seimbang dan stabil.
            Perubahan struktur kelompok social dapat pula terjadi karena sebab-sebab dari luar. Ancaman dari luar misalnya, sering kali menjadi factor yang mendorong terjadinya perubahan struktur kelompok social. Situasi yang membahayakan yang berasal dari luar akan memperkuat rasa persatuan dan mengurangi keinginan-keinginan untuk mementingkan diri sendiri dari anggota-anggota kelompok social tersebut. Sebab lain, yaitu pergantian pimpinan, stap, atau anggota kelompok social yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
            Masyarakat Indonesia tergolong masyarakat multicultural, yaitu masyarakat yang beragam etnis/ suku bangsa, ras, agama, bahasa, adat istiadat, profesi, golongan politik dsb. Keberagaman suku bangsa dan kebudayaan tersebut, tentu saja berpengaruh terhadap sistem dan struktur social. Karena itu, dalam masyarakat Indonesia terdapat bermacam-macam kelompok social berdasarkan kriteria tertentu, seperti kelompok social yang terbentuk karena kepentingan etnis atau suku bangsa, kelompok social kerena kepentingan agama, kerena kepentingan profesi dsb.
DAFTAR PUSTAKA

http://sosiologipendidikan.blogspot.com/2012/01/kelompok-sosial-dalam-masyarakat.html
http://carapedia.com/pengertian_definisi_masyarakat_menurut_para_ahli_info488.html
http://www.anneahira.com/kelompok-sosial-dalam-masyarakat-multikultural.htm
http://www.anneahira.com/kelompok-sosial-dalam-masyarakat-multikultural.htm

PERBEDAAN INDIVIDU



Mendeskripsikan penerapan konsep perbedaan individu
dilihat dari 4 sudut pandang dalam proses pendidikan
1.            Perbedaan jenis kelamin dan gender
Sebelum menjelaskan penerapan konsep perbedaan individu dalam perbedaan jenis kelamin dan gender kita terlebih mengetahui perbedaan jenis kelamin dan gender,  jenis kelamin menunjuk pada perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan, sedangkan gender merupakan aspek psikososial dari laki-laki dan perempuan , berupa perbedaan yang di bangun secara sosial budaya.  Perbadaan jenis kelamin mempengararuhi pendidikan hal ini dapat dilihat dalam penilaian dalam mata pelajaran olahraga, secara fisik laki-laki lebih kuat di bandingkan perempuan, dalam penilaian praktik olahraga harus guru membedakan penilainya terhadap siswa laki-laki dan perempuan, misalnya sewaktu penilaian lompat jauh harus di bedakan antara laki-laki dan perempuan, penilainya terhadap siswa laki-laki dan perempuan, misalnya sewaktu penilaian lompat jauh harus di bedakan antara laki-laki dan perempuan,  ketimpangan  gender dalam pendidikan diluar sekolah menghasilkan perbedaan yang menggangu untuk kedua gender, menghalangi usaha anak laki-laki dan perempuan untuk menemukan jati diri mereka , dan mengangu persiapan mereka untuk masa depan.   Prestasi akademik tidak dapat dijelaskan melalui perbedaan biologis, factor sosial kulturlah yang merupakan alasan utama yang menyebabkan terdapat perbedaan gender dalam prestasi akademik.  Factor –faktor tersebut meliputi familiaritas siswa dengan mata pelajaran , perubahan aspirasi pekerjaan, persepsi terhadap mata pelajaran khusus  yang dianggap tipikal gender tertentu, gaya penampilan laki-laki dan perempuan , serta harapan guru.  Sebagian guru memperlakukan laki-laki dan perempuan secara berbeda, meskipun pada umumnya perempuan memiliki prestasi yang lebih baik dibandingkan laki-laki di sekolah dasar, perempuan sering kehilangan prestasi di sekolah menengah, khususnya dalam mata pelajaran matematika dan sains, padahal penelitian pada kemampuan kognitif laki-laki dan perempuan sejak lahir sampai dewasa, tidak ada yang menemukan bahwa laki-laki memiliki memiliki bakat intrinsik yang lebih besar  dalam metematika dan sains. Hal ini tidak terlepas dari adanya stereotip gender yang ada, yaitu anak laki-laki didorong untuk mencapai prestasi, sementara anak perempuan didorong untuk aktifitas mengasuh. Perbedaan yang Nampak dalam interaksi guru-siswa (sadkers dalam Elliott  1999 )menemukan bahwa siswa laki-laki menerima lebih banyak komentar, khususnya lebih banyak pujian, kritikan remidisasi, guru lebih banyak beratanya kepada anak  laki-laki di bandingkan anak perempuan, serta menunggu lebih lama untuk menjawabnya. Perbedaan  anak laki-laki dan perempuan lebih disebabkan oleh perlakuan dari lingkungan mereka, dalam hal ini orang tua maupun guru di sekolah.  Oleh karena itu guru seharusnya member kesempatan yang sama kepada siswa laki-laki maupun perempuan dalam berbagai aktivitas  pembelajaran. Siswa perempuan perlu di dorong untuk lebih aktif dalam pelajaran-pelajaran  yang selama ini di anggap pelajaran laki-laki, seperti pelajaran matematika dan sains. Jika selama ini siswa perempuan terlihat kuarang aktif dalam dikusi di kelas, maka guru juga perlu untuk memberikan dukungan yang memadai agar mereka memiliki kepercayaan diri untuk menyampaikan pendapat. Dengan demikian pada akhirnya tidak ada lagi perbedaan perlakuan yang disebabkan karena jenis kelamin yang dimiliki siswa. Selanjutnya siswa akan belajar dan berprestasi sesuai dengan potensi masing-masing, terlepas dari ia dilahirkan sebagai perempuan atau laki-laki.   
2.            Perbedaan kemampuan
            Kemampuan  sering diartikan  secara sederhana sebagai kecerdasan. Para peneliti tentang perbadaan individu dalam belajar mengasumsikan bahwa kecerdasan adalah kemampuan dalam belajar.  Kemampuan umum didefinisikan sebagai prestasi komparatif individu dalam berbagai tugas, termasuk memecahkan masalah dengan waktu yang terbatas . kemampuan juga meliputi kapasitas individu  untuk  memahami tugas, dan untuk ,menemukan strategi pemecahan masalah yang cocok, serta prestasi individu dalam sebagian besar tugas-tugas belajar.  Perbedaan kecerdasan dapat dipahami dari berbedaan skor yang dihasilkan dari tes kecerdasan. Pengukuran kecerdasan manusia mengikuti suatu distribusi normal.  Seseorang yang memiliki skor tes kecerdasan diatas 130 biasa di sebut gifted.  Anak-anak gifted berasal dari  anak-anak professional, bahwa anak-anak gifted lebih banyak dating dari kelas social ekonomi tinggi.  Beberapa dari anak dari kelompok gifted tersebut terlibat dari perkara kriminal, droup out dari sekolah lebih dini atau gagal dalam beberapa pelajaran. Mereka kurang sukses karena secara emosional kurang matang atau kurang motivasi  di bandingkan yang lain. Anak-anak gited kemungkinan memiliki kemungkinan untuk mengalami kesulitan serius di sekolah. Mereka mungkin sangat bosan sebayanya dan pengetahuannya mungkin melebihi apa yang di sampaikan oleh guru. Guru mungkin melihatnya sebagai tidak sopan atau cari perhatian. Dia menjadi bermasalah berada di kelas yang di rancang untuk anak-anak “rata-rata”, selain itu juga mengalami kesulitan dalam belajar. Anak –anak gifted perlu mendapat perhatian. Pendidikan yang direncanakan harus sesuai dengan kebutuhan mereka. Yaitu memusatka pada kekuatan, minat, dan kapasitas intelektual mereka yang superior.  Bagi mereka yang kesulitan dalam belajar perlu mengunakan stategi kompesensi.
            Anak terbelakang yaitu mereka yang memiliki IQ di bawah 70. Anak-anak  terbelakng memerlukan pendidikan khusus yang sesuai dengan drajat  keterbelakangannya, misalnya pendidikan luar biasa bagi anak tergolong mild retardation dan moderat. Tujuan dari sekolah luar biasa tidak berbeda denagan tujuan sekolah anak-anak normal, yakni melatih  belajar membaca dan berhitung  disertai dengan mengembangkan keterampilan social anak, keterampilan tangan sesuai dengan bakat anak dan latihan tanggung jawab dalam masyarakat.
3.            Perbedaan kepribadian
            Kepribadian adalah pola perilaku dan cara berfikir yang khas ,yang menyesuaikan diri seseorang terhadap lingkunganya. (atkinston,dkk,1996). Definisi tersebut menyiratkan adanya konsistensi perilaku bahwa orang cenderunguntuk bertindak atau berpikir dengan cara tertentu dalam berbagai situasi. Kepribadian tesebut menyiratkan karakteristik yang membedakan satu individu denang individu yang lain. Oleh karena itu guru harus mengetahui dan memahami kepribadian ndividu siswanya, sehingga pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat perjalan secara optimal, untuk itu guru harus mengetahui beberapa model kepribadian dianaranya adalah :
a.    Extroversion, orang tipe ini menikmati keberadaanya bersama orang lain,penuh energi, serta mengalami emosi positif. Mereka cenderung antusias, dalam kelompok mereka suka berbicara, menegaskan diri mereka sendiri, dan menunjukan perhatian pada dii sendiri.
b.    Agreebleness merefleksikan perbedaan individu yang berhubungan kerjasama dan harmoni sosial. Mereka penuh perhatian, bersahabat, demawan, suka menolong dan mau menyesuaikan keinginan dengan orang lain.  Selain itu individu yang disageeabel menempatkan keinginannya di atas orang lain. Kadang-kadang keraguan mereka terhadap orang lain menyebabkan mereka menjadi mudah curiga, tidak bersahabat dan kurang kooperatif. Disegreabel dapat menjadi ilmuan, kritikus atau tentara yang baik.
c.    Conscientiousness, berkaitan dengan cara kita mengatur, mengontrol dam memerintah imlus. Implus itu tidak selalu jelek, kadang-kadang waktu menghambat pertimbangan dalam pengambilan keputusan, dan tindakan pada implus pertama dapat merupakan respon yang efektif. Hasil penelitian menunjukan bahwa conscientiousnessn berhubungan dengan disiplim kerja, berminat terhadap pelajaran, berkonsentrasi, serta memandang belajar sebagai suatu yang mudah, siswa ini menggunakan pendekatan strategis yang bagus dalam pengorganisasian pekerjaan mereka, dapat mengatur waktu, serta belajar keras. Mereka juga memiliki tujuan jelas dalam belajar.mereka memiliki motivasi intrinsik dan sikap belajary ang baik.
d.   Neoroticim, menunjukan pada kecenderungan untuk mengalami emosi negative kusus seperti cemas, marah, atau depresi tetapi mungkin mengalami beberapa emosi tersebut. Siswa tipe ini berkonsentrasi terhadap apa yang diingatnya tanpa memperhatikan arti atau memahami materi. Mereka hanya mengerjakan ujian namun tidak berminat pada pelajaranya itu sendiri.  
e.      opennes to experience, di deskripsikan sebagai dimensi kepribadian yang membedakan orang yang kreati dan imajinatif dengan orang yang sederhana dan konversional. Orang  yang terbuka adalah orang yang secara intelektual selalu inggin tahu, memiliki apresiasi terhadap seni, serta sensitiv terhadap  kecantiakan. Siswa dengan pendekatan mendalam ingin menemukan arti yang dalam dari suatu teks. Mereka kritis logis dan menhubunglan apa yang mereka pelajari dengan pengetahuan mereka.
4.            Perbedaan gaya belajar
            Belajar merupakan proses internal yang di ukur melalui perilaku.  Adanya perbedaan kognitif, akfektif, maupun psikomotorik diantara para siswa mempengaruhi pilihan belajar mereka yang muncul dalam bentuk perbedaan gaya belajar. Gaya belajar dapat menjelaskan perbedaan belajar diantara siswa dalam setting pembelajaran yang sama. Gaya belajar adalah pola perilaku spesifik dalam menerima informasi baru dan mengembangkan keterampilan baru, serta proses penyimpanan informasi baru dan mengembangkan keterampilan baru. Gaya belajar merupakan kumpulan karakteristik pribadi yang membuat suatu pembelajaran efektif untuk beberapa orang dan tidak efektif untuk orang lain.
            Keefe (19880 menyatakan behwa gaya belajar berhubungan dengan cara anak belajar, serta cara belajar anak yang disukai. Siswa akan memperoleh informasi dalam satu cara yang dirasakan tidak nyaman baginya. Siswa memiliki kebutuhan belajar sendiri, belajar dengan cara berbeda. Oleh karena itu jika gaya mengajar guru tidak memperhatikan kebutuhan khusus mereka, maka belajar tidak akan terjadi. Ketika guru mengajar sesuai dengan gaya belajar siswa, guru sama dengan memberitahu pada siswa bahwa dia mengetahui mereka adalah individu yang mungkin belajar dengan cara berbeda dengan siswa lain.
Menurut Bernice mccarthy (1980) mengidentifikasi 4 macam gaya belajar yaitu :
a.         Mengalami (merasakan dan mereflesikan )- innovative learner, orang dengan tipe ini memilih berbicara mengenai pengalaman dan perasaan mereka, bertanya atau bekerja dalam kelompok. Mereka menyukai belajar masalah masalah yang berhubungan kehidupan nyata, diasuh oleh guru, diberi atas pertanyaan “mengapa”
b.         Mengkonseptualisasikan (mereflesikan dan memikirkan) orang tipe ini berorientasi pada pengetahuan, konseptual dan keteraturan. Mereka memilih belajar melalui ceramah-ceramah,bekerja secara mandiri, serta mendiskusikan ide-ide.
c.         Mengaplisasikan orang dengan tipe belajar ini suka memecahkan masalah secara aktif, belajar melalui pencarian, sentuhan, manipulasi, membentuk dan tugas-tugas special.
d.        Membentuk  (membentuk dan melakukan) orang dengan tipe belajar ini memilih belajar dengan menemukan sendiri, mancari pengetahuan dengan trial and eror, dan bekerja secara mandiri.
 Sumber :Buku psikologi pendidikan


KELOMPOK SOSIAL


A.          Pengantar
            Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain.  Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut gregariusness sehingga manusia disebut juga sosial animal(hewan sosial).  Karena sejak lahir sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok yaitu:
1.    Keinginan untuk menjadi satu dangan manusia lain di sekelilingnya (yaitu masyarakat)
2.    Keinginan untuk menjadui satu dangan suasana alam sekelilingnya.
            Untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan tersebut di atas , manusia menggunakan pikiran, persaan dan kehendaknya.  Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan kesaruan-kesatuan manusia yang hidup bersama.  Hubungan tersebut antara lain menyangkut kaitan timbale balik yang saling pengaruh mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk tolong-menolong.
            Untuk disebut sebagai kelompok sosial, diperlukan beberapa persyaratan :
1.       Adanya kesadaran pada setiap anggota kelompok bahwa dia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan.
2.       Adanya hubungan timbal-balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lain.
3.       Adanya faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antara-mereka bertambah erat, yang dapat berupa nasib yang sama ,dan lain –lain tentang faktor yang mempunyai musuh besama misalnya dapat pula menjadi faktor mengikat/ pemersatu.
4.       Berstuktur, berkaitan dan mempunyai pola perilaku.
5.       Bersistem dan berproses.
B.        Pendekatan Sosiologi terhadap Kelompok-kelompok Sosial\
                        Suatu kelompok sosial cenderung untuk tidak menjadi kelompok yang statis, tetapi selalu berkembang serta mengalami perubahan-perubahan baik dalam aktivitas maupun bentuknya.  Kelompok tadi dapat menambahkan alat-alat perlengkapan untuk dapat melaksanakan fungsi-fungsinya yang baru dalam rangka perubahan-perubahan yang dialaminya atau bahkan sebaliknya dapat mempersempit ruang lingkupnya.
                        Para sosiolog akan tertarik oleh cara-cara kelompok sosial tesebut dalam mengatur tindakan-tindakan anggota-anggotanya agar tercapai tata tertib dalam kelompok.
C.        Tipe-tipe kelompok Sosial
1.         Klasifikasi tipe-tipe kelompok Sosial
            Tipe-tipe kelompok sosial dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut atau atas dasar berbagai kriterian ukuran.  Menurut George Simmel, mengambil ukuran besar-kecilnya jumlah anggota kelompok.  Menurut Simmel mulai dengan bentuk terkecil yang terdiri dari satu orang sebagai fokus hubungan sosial yang dinamakan Monad yaitu kelompok sosial yang terdiri dari satu orang , Dyad kelompok sosial yang terdiri dari dua orang.  Triad yaitu kelompok sosial yang tediri dari tiga orang, dan kelompok kecil lainya.
            Menurut Leopold  Von Wiese dan Howard Becker membagia atas dasar interaksi sosial dalam kelompok sosial tersebut.  Pembagian atas dasar kelompok-kelompok dimana anggaotanya saling mengenal (face-to face gropings) seperti keluarga, rukun tetangga dan desa, dengan kelompok-kelompok sosial seperti kota-kota, korporasi dan Negara.
2.         Kelompok Sosial dipandang dari sudut individu
            Dalam masyarakat yang sudah kompleks, individu biasanya menjadi anggota dari kelompok sosial tertentu sakaligus , misalnya atas dasar ras, seks dan sebagainya , terdapat drajat tertentu serta arti tentang bagi individu-individu tadi sehubungan dengan keanggotaan kelompok sosial yang tertentu bagi individu-individu tadi sehubungan dengan kenggotaan kelompok-kelompok sosial yang tertentu sehingga bagi individu terdapat dorongan-dorogan tertentu pula sebagai anggota suatu kelompok sosial.
3.         In-Grup dan Out Group
            Dalam proses sosialisasi (  socialization ) orang mendapat pengetahuan antara “ kami”-nya dengan ‘’mereka’’ nya .  dan kepentingan suatu kelompok sosial serta sikap-sikap yang mendukungnya terwujud dalam perbedaan kelompok tersebut yang dibuat oleh individu.  Kelompok sosial merupakan tempat dimana individu mengidentifikasikan dirinya sebagai in- groupnya. Out-group diartikan oelh individu sebagai kelompok yang menjadi lawan in-groupnya.
4.         Kelompok Primer (primery Group) dan kelompok sekunder ( Secondary group)
                        Charles harton cooley mengemukakan perbedaan antara kelompok primer dengan kelopok sekunder  dapat diterjemahakan dengan istilah kelompok primer dan kelompok sekunder.
                        Menurut cooley kelompok primer adalah kelompok –kelompok yang di tandai cirri-ciri kenal-mengnal antara anggota-anggotanya serta kerja sama yang erat dan bersifat pribadi.  Kelompok  primer adalah kelompok-kelompok kecil yang agak langeng ( permanen) dan berdasarkan kenal-mengenal secara pribadi antara sesame anggotanya.
                        Kelompok sekunder adalah kelompok yang terdiri dari banyak orang yang sifat hubunganya tidak berdasarkan pengenalan secara pribadi dan juga tidak langgeng.
5.         Paguyuban (Gemainschalft) dan patembayan (Gesellschaft)
            Ferdianand Tonnies membagi menjadi paguyuban (Gemainscalft) dan patembayan(Gesellscaft).  Hubungan positif antara manusia selalu bersifat Gemainschift dan Gesellschft.  Paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya di ikat oleh hubungan batin yang murnidan bersifat alamiah serta bersifat kekal.  Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan.  Kehidupan tersebut dinamakan juga bersifat nyata atau organis.  Paguyuban dapat dijumpai di dalam keluarga , kelompok kekerabatan, rukun tetangga dan sebagainya.
            Patembayan (gesellscaft)merupakan ikatan batin yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka serata strukturnya bersifat mekanis .  patembayan dapat ditemui pada ikatan antar pedagang, organisasi dalam suatu pabrik industry dan lain sebagainya.
Tonnies membagi kedua bentuk kehidupan bersama manusia yang pokok tersebut diatas , dangan dua bentuk yaitu Wesenwille dan Kurwille.  Wesenwille merupakan bentuk kemauan yang dikodratkan, yang timbul dari seluruh kehidupan alamiah dan organis.  Kurwille merupakan bentuk kemauan yang dipimpin oleh cara berfikir yang didasarkan akal, atau kemauan yang ditujukan pada tujuan-tujuan tertentu dan rasional sifatnya.
Oleh Tonnies dikatakan paguyuban mempunyai cirri pokok, yaitu sebagai berikut :
a.       Intimate, yaitu hubungan menyeluruh dan mesra
b.       Prifat, yaitu hubungan yang bersifat pribadi, khusus untuk beberapa orang saja.
c.       Exclusive, yaitu hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang lain diluar’kita”.
Tiga tipe paguyuban, yaitu sabagai berikut:
a.       Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by bloody, yaitu paguyuban yang merupakan ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau keturunan. Contoh: keluaraga dan kelompok kekerabatan.
b.       Pagiuyuban karena tempat( gemeinschaft of place) yaitu paguyuban yang terdiri orang-orang yang berdekatan tenpat tinggal sehingga dapat saling tolong menolong. Contohnya rukun tetangga, rukun warga, arisan.
c.    Paguyuban karena jiwa –pikiran (gemainschaft of mind)  yang terdiri dari orang-orang yang walaupun tak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggal yang tidak berdekatan, tetapi mereka memilikin jiwa pemikiran yang sama.
6.         Formal Group dan Informal Group
            Formal Group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan segaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hungan antara sesam.  contohnya organisasi
             Informal Group tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau yang pasti.  Kelompok-kelopmpok tersebut bisanya terbentuk karena pertemuan yang berulang kali yang didasari oleh kepentinggan dan pengalaman yang sama. Contohnya Klik (clique).
7.         Membership Group dan reference Group
            Membership Group merupakan suatu kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tesebut.  Batas-batas yang dipakai untuk menentukankeanggotaan seseorang pada suatu kelompok secara fisiktidak dapat di lakukan secara mutlak.
Kelompok bukan anggota dapat dipecah-pecah atas beberapa kategori yaitu:
a.       Orang –orang bukan anggota suatu membership group yang tidak dapat memenuhi syarat dapat dibedakan dari bukan anggota yang memenuhi syarat , tetapi tidak berafiliasi dengan kelompok yang bersangkutan.
b.       Sikap terhadap keanggotaan kelompok
c.       Kelompok terbuka dan tertutup
d.      Ukuran waktu bagi bukan anggota
            Reference Group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilaku.  Misalnya seseorang yang ingin sekali menjadi mahasiswa, tetapi gagal untuk masuk ke perguruan tinggi, ia bertinggkah laku sebagai mahasiswa walaupun ia bukan mahasiswa.
H.Kelly, Shibutani  dan Ralp H.Turner mengemukakan adanya dua tipe umum reference group yaitu:
a.       Tipe normatif (normative type) yang menentukan dasar-dasar bagi kepribadian seseorang
b.       Tipe perbandingan (comparison type) yang merupakan pegangan bagi individu di dalam menilai kepribadiannya
8.         Kelompok Okupasional dan Volunter
            Kelompok Okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi kekerabatan, dimana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis.  Contohnya asosiasi sarjana farmasi, ikatan daokter indonesia dll.
            Kelompok Volonter adalah kelompok orang yang memiliki kepentingan sama, namun tidak mendapat perhatian masyarakat.  Melalui kelompok ini diharapkan akan dapat memenuhi kepentinggan anggaotanya secara individual tanpa menggangu kepentinggan masyarakat secara umum.
D.        Kelompok-kelompok Sosial yang tidak Teratur
1.         Kerumunan Crowd
            Kerumunan adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan disuatu tempat, pada waktu yang bersamaan.
Bentuk kerumunan :
a.         Kerumunan yang berartikulsai dengan struktur sosial
1)         Formal Audiences
            Merupakan kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan, tetapi sifatnya pasif, contohnya orang-orang yang menghadiri khotbah keagamaan.
2)         Planned Expressive Group
            Adalah kerumunan yang pusat perhatiannya tak begitu penting, tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktivitas kerumunan tersebut serta kepuasan yang dihasilkanya.  Fungsinya adalah sebagai penyalur ketengangan yang dialami orang karena pekarjaan sehari-hari. Contohnya orang yang berpesta, berdansa dll.
b.         Kerumunan yang bersifat sementara(casual crowds)
1)      Contoh Inconveniet Aggreations
Kumpulan yang kurang menyanangkan adalah orang yang mengantri karcis, orang-orang yang menunggu bis dll.
2)           Panic Crowds
Kumpulan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik, yaitu orang-orang yang bersama-sama berusaha menyelamatkan dari suatu bahaya.
3)      Spectator Crowds Kerumunan penonton yang terjadi karena inggin melihat suatu kejadian tertentu.
c.         Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hokum(lowlles crowds)
1)           Acting Mobs
     Kerumunan yang bertindak emosianal( acting mobs) bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertantu dengan mengunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
2)      Immoral Crowds
Kerumunan yang yang bersifat immoral bertentamgan dengan norma-noram masyarakat. Contohnya adalah orang-orang yang mabuk.
2.         Publik
            Publik merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi seperti pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar, radio, telefisi, film dll.
E.      Masyarakat Pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community)
1.         Masyarakat setempat(Community)
            Masyarakat yang menunjukan pada warga sebuah desa,kota,suku atau suku bangsa.  Apabila anggota-anggota suatu kelompok, baik kelompok itu besar maupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama, kelompok tadi disebut masyarakat setempat.
2.         Tipe-tipe masyarakat setampat
            Dalam mengadakan klasifikasi masyarakat setempat, dapat digunakan empat kriteria yang saling berpautan yaitu:
a.         Jumlah penduduk
b.         Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman
c.         Fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat.
d.         Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan.
            Kriteria  tersebut diatas dapat digunakan untuk membedakan antara bermacam-macam jenis masyrarakat setempat yang sederhana dam modern serta, antara mesyarakat pedesaan dan masyrakat perkotaan.
3.         Masyarakat Pedesaan dan masyarakat perkotaan
            Perbadaan masyarakat pedesaan dan masyrakat perkotaan pada hakikatnya bersifal gradual.  Agak sulit untuk memberikan batasan-batasan apa yang dimaksud dengan perkotaan kareana adanya hubungan antara konsentrasi penduduk dengan gejala-gejala sosial yang dinamakan urbanisasi.
            Warga pedesaan, suatu masyarakat yang mempunyai hubungan yamg lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainya.  Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan.
            Masyarakat perkotaan adalah masyarakat kota yang tidak tertentu jumlah penduduknya.  Tekanan pengrtian “kota” terletak pada sifat serata ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Pebedaan masyarakat pedesaan dengan masyarat perkotaan :
a.       Antara warga masyarakat pedasaan dan perkotaan khususnya pada kepeluan hidup.
b.       Pakaian, bagi masyarakat pedesaan tidak menjadi persoalan penting , pada masyarakat perkotaan adalah nilai pakaian adalah alat kebutuahan sosial.
c.       Kehidupan keagamaan di perkotaan berkurang bila dibandingakan dengan kehidupan didesa.
d.      Orang kota biasanya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus beragantung dengan orang lain.
e.       Pembagian kerja dikota lebih tegas dan punya batasan-batasan yang nyata.
f.       Kemungkinan memperoleh pekerjaan lebiah banyak diperoleh warga kota dari pada di desa.
g.       Jalan pikiran rasional pada masyarakat perkotaan
h.       Jalan kehidupan yang cepat dikota mengakibatkan pentingganya factor waktu.
i.          Perubahan-perubahan sosial tampak nyata di kota.
Sumber :
Soekanto,soejono.2010.sosiologi suatu pengantar.jakarta:PT Raja Grafindo Persada.