CARA PENANGGULANGANYA
Tindakan
Preventif Islam
Sebagai agama paripurna, Islam telah
memberikan solusi preventif menangkal terjadinya penyimpangan perilaku seksual.
Islam menetapkan terpisahnya tempat tidur anak laki-laki dan anak perempuan
sejak usia tujuh tahun. Syariat Islam juga menetapkan bahwa jama’ah laki-laki
dan perempuan dalam kehidupan umum adalah terpisah, kecuali dalam hal muamalat.
Selain solusi preventif, Islam juga
memberikan hukuman yang tegas terhadap kelainan seksual ini. Pelaku praktik
homoseks diganjar dengan hukuman mati. Hukuman inipun bukan dilaksanakan oleh
individu, tetapi negara yang menetapkan (al-Maliki, 2002 : 54). Hal ini
sebagaimana sabda Rasulullah saw., “Siapa saja yang menemukan pria pelaku
homoseks, maka bunuhlah pelakunya tersebut.” (HR Abu Dawud, at-Tirmizi,
an-Nasai, Ibnu Majah, al-Hakim, dan al-Baihaki).
Dengan lingkungan kondusif,
penyimpangan perilaku homoseksual tak akan tumbuh dengan subur. Apalagi negara
benar-benar menjaga penduduknya dari perilaku ‘sakit’ tersebut. Homoseksual
bukanlah alami diciptakan Tuhan, melainkan penyimpangan perilaku akibat
pengaruh berbagai faktor lingkungan. Sekali lagi, asalkan mau, kalangan LGBT
dapat kembali normal, menjadi laki-laki atau perempuan.
Cara
menanggulangi masalah homoseksual
a)
homoseksual itu penyakit dan dapat diobati. Dengan kemauan yang kuat dari
penderita plus terapi yang tepat insyaallah akan sembuh.
(b)
Homoseksual bukanlah alternatif preferensi seksual seperti yang dikatakan orang
Barat. Dalam Islam, itu kejahatan (baca, dosa besar) yang harus dijauhi.
(c)
Dosa besar itu berlaku apabila terjadi hubungan seksual sejenis yang dalam
istilah fiqih disebut liwath (anal sex). Namun, belum berdosa kalau masih dalam
angan-angan. Sama dengan dosanya zina apabila terjadi perbuatan zina, namun tidak
dosa apabila hanya sebatas berangan-angan akan atau ingin berzina.
(d)
Datanglah pada kyai atau ustadz untuk meminta doa-doa agar dikuatkan iman dan
dapat mengurangi keinginan pada sesama jenis.
(e)
Jauhi lingkungan kaum gay/homo. Juga jauhi bacaan, video yang berkaitan dengan
dunia homo.
(f)
Banyak berinteraksi dengan masyarakat yang normal dan aktivitias keagamaan.
CIRI-CIRI
GAY
1.
Ciri-ciri seorang Gay
a)
Sebagian besar para gay secara phisik merupakan sosok - sosok pria dengan
ketampanan diatas rata - rata pria pada umumnya, bahkan tampilan cendrung macho
dan gagah.
b)
Sebagian besar gay menandai dirinya dengan tindik pada bagian kuping “biasanya”
yang sebelah kanan, namun sebagian lagi bahkan ada yang menindik kedua bagian
kupingnya, oleh karena itu baiknya bagi pria yang berniat untuk melakukan
tindik sebaiknya dipertimbangkan kembali agar jangan sampai salah memberikan
simbol.
c)
Sebagian dari mereka cendrung menyukai memakai perhiasan seperti kalung
(biasanya kalung emas baik kuning maupun emas putih) layaknya seorang lelaki
metrosexual.
d)
Sebagian besar gay, secara sifat adalah jenis lelaki yang sopan santun,
terkesan sangat rapi namun tetap menampilkan kesan feminisme dalam
gerak-geriknya, tapi sebagian lagi sangat tidak kentara ketika berinteraksi.
e)Sebagian
besar gay, termasuk jenis pria-pria yang sensitif dan dalam kehidupan
sehari-hari cukup supel dalam pergaulan, namun mereka sangat perfeksionis dalam
bidangnya.
f)Sebagian
besar pria gay biasanya berkarier dibidang-bidang seperti artis, penyanyi,
desainer, penata rambut bahkan para model, namun secara garis besarnya mereka
pada umumnya bergiat dibidang yang membutuhkan detil dengan perasaaan dengan
tingkat perfeksionisme yang tinggi.
#2.
Ciri-ciri seorang Waria dan bedanya dengan seorang pria gay
a)
Dari sudut penampilan hampir semua waria cenderung bergaya layaknya seorang
wanita baik dari sisi pakaian maupun aksesoris serta pernak - pernik yang
dikenakannya, penampilan inilah perbedaan yang paling mencolok antara seorang
waria dengan seorang pria gay.
b)Sebagian
besar waria tidak hanya dari segi penampilannya saja yang meniru secara pakem
seorang wanita, bahkan banyak dari mereka yang sangat obsesif merubah secara
paten organ-organ tubuhnya menyerupai seorang wanita. Lihat saja berapa banyak
waria yang operasi payudara bahkan kelaminnya untuk merubah diri menjadi
seorang wanita sejati, sedang para pria gay cenderung tetap mempertahankan
kondisi phisiknya.
c)
Gerak-gerik dan intonasi dialeknya ketika berkomunikasi pun sangat kentara
walau terdengar aneh dan menggelikan dengan getaran volume antara wanita dan
pria. Sedang para pria gay mampu agak menyamarkan intonasi ini walaupun secara
halus masih tetap dapat dibedakan bagi yang jeli melihat dan mendengarkan
intonasinya.
d)
Sebagian para waria, cendrung lebih sensitif dan posesif dari para wanita pada
umumnya. Sehingga banyak kasus para waria bahkan rela membunuh pasangan
warianya yang ketahuan berselingkuh.
e)
Sebagian besar waria berkarier dibidang hiburan, penata rambut, perias, penata
artistik bahkan sebagian lagi jika malam hari ada yang bergiat dibidang jasa
layanan seks bagi pria-pria gay yang tidak memiliki pasangan tetap. Ini salah
satu yang membedakan gay dengan waria karena biasanya gay lebih memilih
menjalin hubungan tetap dengan sejenisnya.
Topik
berikutnya pencegahan dan antisipasi agar fenomena yang kurang baik ini tidak
menjangkiti kita dan keluarga, ada baiknya kita mencoba antisipasi secara dini
dengan cara melakukan beberapa tindakan preventif agar wabah yang mulai
akut ini bisa kita jauhkan dari
anak-anak dan cucu-cucu kita kelak, nah ini beberapa hal menurut opini saya
yang bisa kita lakukan :
#1.Perhatikan
dan jauhkan anak dari situasi yang berpotensi menjadi korban pelecehan oleh
para pria gay atau waria, karena ini merupakan penyebab utama terjadinya
perilaku melenceng ini dikemudian hari. Caranya dengan tidak membiarkan
anak-anak berinteraksi terlalu dekat dengan waria atau pria yang kita curigai
seorang gay.
#2.Kenali
secara dini perilaku seks yang melenceng ini, karena bisa saja mereka adalah
para tetangga, kenalan, ataupun orang-orang yang berinteraksi sesekali dengan
kita. Dan jika kita merasa yang bersangkutan ternyata termasuk kedua golongan
ini, cobalah membatasi hubungan “hanya” sekedarnya saja, bukan berarti kita
harus menjauhinya secara ekstrem tapi lebih baik tidak berhubungan secara
intens sebab membatasi diri dari lebih baik dari pada akhirnya kita atau orang
sekitar kita terbawa fenomena ini.
#3.Sedari
dini ajarkan pendidikan sex baik langsung maupun tidak kepada anak-anak kita,
bahwa orientasi seks yang benar itu adalah antara seorang lelaki dengan
perempuan dan bukan dengan sejenis, Caranya :
a)usahakan
memperlihatkan kemesraan sederhana seorang suami/ayah kepada istrinya didepan
anak-anak, seperti mencium dan merayu serta berinteraksi dengan tujuan memberi
contoh bagaimana “wajarnya” seorang lelaki memperlakukan seorang wanita.
b)gambarkan
dan contohkan kejijikan seorang ayah ketika hendak mencium anak lelakinya, atau
ketika hendak mandi bareng dengan anak lelakinya secara eksplisit bahwa hal itu
tabu dan menjijikkan jika dilakukan bersama teman yang sejenis.
c)usahakan
agar anak dalam interaksi kesehariannya tidak hanya terfokus berinteraksi pada
lawan jenisnya semata, contoh : anak lelaki yang sedari kecil hanya berteman
dengan segerombolan anak perempuan bertahun-tahun bisa menyebabkan campuran
perilaku yang kurang berimbang, oleh karean itu usahakan anak berinteraksi
secara seimbang dengan dengan lawan jenis maupun teman-temannya yang sejenis.
SUMBER
REVERENSI