Powered By Blogger

Kamis, 27 Desember 2012

KRITIK TENTANG FEMINISME



            Gerakam feminisme telah banyak diakui oleh kalangan masyarakat dan jugamembawa perubahan positif pada perempuan. Perempuan banyak yang telah masuk kesegala sector pekerjaan yang dulu banyak di monopoli oleh kaum laki-laki. Dilain dampak positif yang dialami oleh perempuan namun juga menimbulkan dampak negatif.Dari sisi negatife feminism juga terdapat kritik dan tanggapan negative dari sejumlahtokoh yang di tunjukan padafeminisme. Kritik dan tanggapan tersebut antara lain adalah:
1.Berbagai eksperimen membuktikan bahwa pria dan perempuan sama-sama mengalamikegagalan.Sebagai contoh ketika pada tahun 1997 pemerintah inggris memberlakukan“gender free approach”dalam merekrut tentaranya dan memberlakukan ujian fisik terhadap perempuan dan laki-laki ,maka tingkat cidera yang lebih tinggi di alami padaperempuan.Dan pada saat perang teluk dilakukan,satu per 10 kru perempuan kapalperang Amerika USS Acadia di kembalikan karena hamil diperjalanan,sementara tidak ada satupun tentara pria yang di kembalikan.
2.Eksperimen penerapan persamaan gender juga di lakukan dinegara skandinavia.Merekaberkampanye agar laki-laki tidak malu bekerja di sector domestic dan perempuan didorong untuk bekerja diluar rumah dengan cara penitipan anak secara besar-besaran.Pemikiran realisme sebagai salah satu aliran mainstream hubungan internasional dalam perkembangannya mendapat banyak kritik dan tantangan dari aliran teori kritis, dalam hal ini feminisme yang muncul untuk mendobrak kesubordinatan wanita di bawah pria, dimana kesubordinatan ini kemudian meluas hingga ke ranah hubungan internasional dalam hubungannya dengan power dan pengetahuan. Mematahkan ikatan kuat antara manusia secara maskulin, negara, dan perang teori HI, feminisme berkembang sejak pertengahan 80`an. Dengan praktek feminisme, terdapat sumber daya untuk mengembangkan pedoman normatif tentang kemungkinan dialog global lintasi etnis, budaya, bangsa, ras, kelamin, dan perbedaan gender.Hingga tahun 80`an ranah HI mempelajari penyebab perang dan konflik serta ekspansi global perdagangan tanpa referensi khusus terhadap masyarakat. Memang penggunaan kategori abstrak seperti “negara”, “sistem”, wacana keamanan strategis seperti penangkalan nuklir dan pendekatan riset positifis secara efektif menghilangkan masyarakat sebagai agen yang terpatri dalam konteks sosial dan sejarah dari teori HI. Akan tetapi, dimana studi tentang orang yaitu “wanita” dan “pria” atau konstruksi sosial dari gender feminis dan maskulinitas dalam HI? Bagaimana sistem internasional dan studi HI tergenderkan? Bab ini mengeksplorasi pertanyaan ini sebagaimana mereka telah mengalamatkan ranah berbeda dari sarjana feminis didalam dan diluar studi HI.
            Perubahan HI secara garis besar mengubah pola hubungan gender sebagai dinamika gender yang telah mengubah proses global dari militerisasi dan globalisasi ekonomi (Gray, Kittleson and Sandholtz : 2006) pasca pergerakan gelombang kedua feminis, Cynthia Enloe berani menyarankan bahwa “pribadi yang politis” adalah juga “internasional”. Dalam Bananas, beaches, and bases (1989), dia mengekspos bagaimana politik internasional sering melibatkan intimate relationships, identitas personal, dan kehidupan pribadi. Politik informal ini sama sekali kurang transparan daripada perangkat politik resmi dan mereka secara khusus mengabaikan sarjana HI.
            Secara keseluruhan, feminisme dapat dikatakan sebagai perjuangan mensejajarkan posisi pria dan wanita melalui proses emansipasi, terutama terkait dengan kenyataan bahwa talenta dan pengetahuan yang dimiliki wanita sering melampui kapasitas pria. Namun, feminisme ini masih perlu pengembangan lebih jauh lagi dengan konsep yang lebih jelas, yaitu bagaimana cara konkret untuk mensejajarkan posisi dua gender tersebut. Selain itu, dekonstruksi feminis terhadap realis juga cenderung untuk diaplikasikan, khususnya pada entitas negara.
Sumber referensi
diakses tanggal 18-04-2012 jam 08.39.

4.      http://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme
5.      Agger, ben, 2003, teori sosial kritis. Yogyakarta : kreasi wacana.
6.      Susilo, rachman k dwi, 2008, tokoh sosiologi modern, yogyakarta : ar-ruzz media.

1 komentar:

  1. kapasitas dan talenta wanita melebihi Pria?
    Tidak Setuju !! kenyataan dari mana tuh?
    Tidak ada bukti nyata yang menunjukkan demikian secara ilmiah..
    malah sebaliknya..otak pria mempunyai kapasitas lebih besar dalam hal bukan cuma talenta..tapi juga dalam hal imajinasi..ekspresi diri..serta juga dalam hal emosional..psikologi dasar..pria jauh lebih stabil dan objektif..
    Lalu dalam hal..penyelesaian di daerah konflik ato daerah bencana..pria terbukti lebih efektif dan lebih kuat secara fisik untuk menyelesaikan maslah..

    BalasHapus